Untuk
menguji klaim universalisme masing-masing agama baik Islam maupun
Kristen, kita harus melakukan asumsi terlebih dahulu terhadap kitab
suci dan tokoh sumber religius kedua agama tersebut secara seimbang:
Asumsi 1: Muhammad
adalah nabi/rasul yang diutus oleh Allah untuk seluruh alam, dan
Al-Qur’an adalah satu-satunya kitab suci yang benar-benar merupakan
wahyu dari Allah melalui perantaraan Jibril/Roh Kudus untuk seluruh
alam.Asumsi 2: Yesus adalah nabi/rasul (bahkan Tuhan) yang diutus oleh Allah untuk seluruh alam, dan Alkitab adalah satu-satunya kitab suci yang benar-benar merupakan wahyu dari Allah melalui kuasa Roh Kudus-Nya untuk seluruh alam.
Sekarang, marilah kita selidiki, apakah kedua agama tersebut benar-benar universal, ditinjau dari catatan kitab suci masing-masing.
Universalkah Islam?
Al-Qur’an menegaskan kepada manusia bahwa agama di sisi Allah hanyalah Islam.
Sesungguhnya
agama (yang diridai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih
orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang
pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara
mereka. Barang siapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka
sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya. (QS.3:19).
Al-Qur’an juga menjelaskan definisi dari Islam itu sendiri, yakni penyerahan diri secara total.
Kemudian
jika mereka mendebat kamu (tentang kebenaran Islam), maka katakanlah:
“Aku menyerahkan diriku kepada Allah dan (demikian pula) orang-orang
yang mengikutiku”. Dan katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi
Al Kitab dan kepada orang-orang yang ummi: “Apakah kamu (mau) masuk
Islam”. Jika mereka masuk Islam, sesungguhnya mereka telah mendapat
petunjuk, dan jika mereka berpaling, maka kewajiban kamu hanyalah
menyampaikan (ayat-ayat Allah). Dan Allah Maha Melihat akan
hamba-hamba-Nya. (QS.3:20).
Agama
Islam dalam pandangan Al-Qur’an tidak diciptakan pada masa Nabi
Muhammad SAW, tetapi sudah hadir semenjak manusia pertama, Nabi Adam
AS.
Dan sesungguhnya telah Kami perintahkan kepada Adam dahulu, maka ia lupa (akan perintah itu), dan tidak Kami dapati padanya kemauan yang kuat. (QS.20:115).
Dia
telah mensyari’atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah
diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu
dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu :
Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat
berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya.
Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi
petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya).
(QS.42:13).Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah), dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik. Sesungguhnya orang yang paling dekat kepada Ibrahim adalah orang-orang yang mengikutinya dan Nabi ini (Muhammad), serta orang-orang yang beriman (kepada Nabi Muhammad), dan Allah adalah pelindung semua orang-orang yang beriman. (QS.3:67-68).
Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Yakub. (Ibrahim berkata): “Hai anak-anakku! Seseungguhnya Allah telah memilih agama ini (Islam) bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam.” (QS.2:132).
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu”, maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul). (QS.16:36).
Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya: “Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku”. (QS.21:25)
Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak dapat bagi seorang rasul membawa suatu mu’jizat, melainkan dengan seizin Allah; maka apabila telah datang perintah Allah, diputuskan (semua perkara) dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil. (QS.40:78).
Beberapa
ayat Al-Qur’an di atas dengan jelas menegaskan bahwa Islam sudah hadir
semenjak zaman Adam. Al-Qur’an juga menjelaskan bahwa nabi/rasul itu
tidak hanya berjumlah 25 orang saja sebagaimana tersebut namanya di
dalam Al-Qur’an, tetapi melebihi jumlah itu (QS.40:78), namun Al-Qur’an
tidak menjelaskan angka pastinya. Jelasnya, Allah telah mengutus
nabi/rasul kepada tiap-tiap umat di muka bumi ini (QS.16:36) dan
senantiasa memerintahkan makhluk-Nya untuk hanya menyembah kepada-Nya,
karena tidak ada tuhan selain Allah (QS.21:25). Inilah inti dari agama
Islam.
Berbeda dengan umat-umat sebelumnya
dimana masing-masing umat memiliki nabi/rasul, Al-Qur’an menegaskan
bahwa diutusnya Nabi Muhammad SAW adalah untuk seluruh alam dan
sekaligus menjadi penutup para nabi/rasul.
Dan tiadalah Kami mengutus kamu (Muhammad), melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam. (QS.21:107).
Dan tiadalah Kami mengutus
kamu (Muhammad), melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai
pembawa barita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan
manusia tiada mengetahui. (QS.34:28)Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS.33:40).
Al-Qur’an juga menegaskan bahwa dirinya adalah satu-satunya kitab yang menjadi peringatan bagi seluruh alam.
Katakanlah (hai Muhammad): “Aku tidak meminta upah sedikitpun padamu atas da’wahku dan bukanlah aku termasuk orang-orang yang mengada-adakan. Al Qur’an ini tidak lain hanyalah peringatan bagi semesta alam.(QS.38:86-87).
Dari uraian singkat di atas, tampak jelas bahwa Islam adalah agama untuk seluruh alam, karenanya, Islam layak mendapat predikat agama universal.
Universalkah Kristen?
Alkitab secara tegas menyatakan bahwa Kristen lahir setelah penyaliban Yesus, sebagaimana dilansir dalam pernyataan Paulus Tarsus berikut ini:
GALATIA: Alkitab secara tegas menyatakan bahwa Kristen lahir setelah penyaliban Yesus, sebagaimana dilansir dalam pernyataan Paulus Tarsus berikut ini:
2:16 Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kamipun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus
dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: “tidak ada
seorangpun yang dibenarkan” oleh karena melakukan hukum Taurat.
3:13 Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: “Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!”
Pada
bagian lain, Paulus Tarsus juga menyatakan bahwa ia mendapat amanat
dari Yesus untuk menyebarkan agama Kristen kepada bangsa-bangsa
non-Yahudi. Sebagaimana pernyataan Paulus Tarsus di dalam Alkitab
berikut ini:
GALATIA:
1:16 berkenan menyatakan Anak-Nya di dalam aku, supaya
aku memberitakan Dia di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi, maka
sesaatpun aku tidak minta pertimbangan kepada manusia;
Namun demikian, dapatkah Kristen dipandang sebagai agama universal yang berdiri di atas kebenaran wahyu Allah?
Alkitab sama sekali menolak keberadaan
agama Kristen sebelum, bahkan hingga masa Yesus. Bahwa agama sebelum
Yesus, yang konon diridlai oleh Tuhan menurut Alkitab, adalah agama
Yahudi (baca: Perjanjian Lama). Lebih jauh, agama Yahudi merupakan agama untuk golongan tertentu saja, yakni umat Israel (baca: Perjanjian Lama).
Padahal, pada masa itu, yaitu ketika para nabi/rasul diutus untuk umat
Israel, manusia sudah menyebar ke seluruh pelosok bumi, bukan hanya di
israel. Sebut saja, bangsa Romawi, Yunani, Mesir, Arab, India, Cina,
dan lain sebagainya. Namun demikian, Alkitab secara khusus mencatat
keberadaan umat lain selain Israel, yakni umat Nabi Ayub AS, bangsa
Edom, (baca: Kitab Ayub). Terhadap umat-umat lain, Perjanjian Lama sama sekali tidak menjelaskannya, bahkan terkesan tidak mau tahu, setidaknya kepada siapa umat-umat tersebut harus mengabdi.Dengan demikian, dari uraian singkat diatas, tampak jelas bahwa Kristen adalah agama baru, yang lahir kira-kira 2.000 tahun yang lalu ketika Yesus konon mengajarkan Kristen menurut Paulus Tarsus.
Lalu, dapatkah Kristen dipandang sebagai agama yang layak mendapat predikat universal dalam pengertian agama wahyu?
Jawabannya terletak pada hati nurani masing-masing pembacanya. Tetapi yang terpenting harus diingat adalah bahwa agama Kristen sama sekali belum eksis di dunia ini pada era sebelum Yesus. Tentu saja, ini akan sulit dimengerti, bagaimana mungkin agama universal harus datang kemudian?
Wassalaam.
sumber : www.geocities.com/cicak_mdn/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda sangat berarti bagi kami,,,,Terimakasih sebelumnya,