Selasa, 01 November 2011

Menurut Bibel, Yesus Selamat ataukah Celaka?



Pendeta Richmon  mencaci maki shalawat nabi dalam Islam sebagai ajaran yang keliru. Menurutnya shalawat yang benar bukan shalawat umat untuk nabi, tapi shalawat dari nabi kepada umatnya. Karena shalawat dari umat untuk Nabi Muhammad diwajibkan karena Nabi Muhammad belum selamat dari neraka sehingga butuh banyak doa dari umatnya.

Setelah puas menghina ajaran shalawat Nabi, Richmon memuji Kristen yang tidak mengajarkan shalawat nabi. Yang ada adalah shalawat dan syafaat Yesus kepada para pengikutnya.

Dengan kesimpulan demikian, semakin jelas bahwa Richmon adalah pendeta model 'tong kosong nyaring bunyi.' Suaranya lantang tapi terlalu jauh dari kebenaran.

Semua uraian dan kesimpulannya melenceng. Tidak benar kesimpulan bahwa Islam hanya mengajarkan doa umat kepada nabinya. Faktanya, selain umat Islam bershalawat untuk baginda Rasulullah, semasa hidupnya Rasulullah juga banyak berdoa untuk umatnya. Misalnya, doa panjang beliau dalam sebuah hadits untuk memohon tiga kebaikan bagi umatnya, antara lain: 1) Berdoa memohon kepada Allah supaya Dia tidak membinasakan umatnya dengan musim paceklik yang berkepanjangan. 2) Berdoa memohon kepada Allah supaya umatnya jangan dibinasakan dengan bencana tenggelam –seperti banjir bandang yang melanda umat Nabi Nuh. 3) Berdoa memohon kepada Allah supaya umatnya tidak dibinasakan karena perselisihan sesama Muslim. Doa tersebut dikabulkan, kecuali doa yang ketiga.

Selain berdoa semasa hidupnya, kelak di Akhirat, Rasulullah juga akan memberi syafaat kepada umatnya, sebagaimana dinyatakan dalam sebuah hadits:

"Aku adalah pemimpin semua anak Adam dan kau adalah orang pertama yang kuburannya terbuka. Dan aku adalah orang pertama yang memberi dan diberi syafa'at" (HR Muslim).

Rasulullah memprioritaskan doa mustajabnya yang pamungkas untuk syafaat di Hari Akhir. "Semua Nabi mempunyai doa yang mustajab dan semua nabi mempercepat doanya. Sedangkan aku menyimpan doa mustajabku sebagai syafaat untuk umatku di hari Akhirat" (HR Bukhari & Muslim).

Setelah meluruskan hujatan tentang shalawat, mari  kita ikuti ajakan Richmon untuk membandingkannya dengan ajaran Kristen.

Menurut Bibel, semasa hidupnya Yesus memang pernah berdoa untuk para muridnya (Yohanes 17:20). Meski Yesus sangat mengasihi para muridnya, namun tak satupun muridnya yang setia. Bahkan salah satunya, Yudas Iskariot malah mengkhianati Yesus demi imbalan 30 keping uang perak (Matius 27:5-8). Anehnya, ketika Yesus butuh pertolongan dari penyiksaan dan hukuman penyaliban, tak satupun muridnya yang berjihad membela gurunya. Semua muridnya lari tunggang-langgang, tak satupun yang tampil membela keselamatan Yesus (Markus 14:46-50). Yang lebih tragis dan menyakitkan, Petrus, murid kesayangan Yesus, justru menyangkal Yesus sebagai gurunya  (Markus 14:68-71).

Dalam keadaan terjepit dan dikhianati para muridnya, Yesus diolok-olok, diludahi dan disesah (Markus 10:34). Lalu pada jam 9 Yesus disalibkan (Markus 15:25). Dan akhirnya pada jam 3 Yesus mati tragis dengan kalimat terakhir, “Eli, Eli, lama sabakhtani” Artinya: Allah-Ku, Allah-ku, mengapa Engkau meninggalkan aku? (Matius 27:46, Markus 15:34).

Setelah Yesus mati tragis di tiang salib, ajarannya saja banyak dikotori. Misalnya: tauhidnya saja diselewengkan dengan ketuhanan Trinitas yang didukung dengan pemalsuan ayat Bibel. Kemudian hari lahir dewa Matahari dalam agama pagan (kafir) tanggal 25 Desember dicaplok menjadi hari lahir Yesus. Jangankan bershalawat kepada Yesus, nama baiknya saja disamakan dengan dewa kafir. Jika masih bisa berpikir sehat, silakan Pendeta Richmon Bawengan renungkan, Yesus dalam Bibel itu nabi yang selamat ataukah celaka? 


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda sangat berarti bagi kami,,,,Terimakasih sebelumnya,