Isra':
“Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu
malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami
berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari
tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha mendengar
lagi Maha mengetahui” (Qs. Al Israa : 1)
Mi'raj:
“Dan sesungguhnya nabi
Muhammad telah melihatJibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang
lain, yaitu di Sidratul Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal,
(Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratull Muntaha diliputi oleh sesuatu yang
meliputinya. Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dariyang dilihatnya itu
dan tidak pula melampauinya. Sesungguhnya dia telah melihat sebahagian
tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar.” (QS. An-Najm :
13 – 18).
Qatadah: Telah mengisahi kami Anas bin Malik, dari Malik bin
Sha’sha’ah ra, ia telah berkata: Telah bersabda Nabi Shallallahu Alaihi
wa Sallam: “Ketika aku di al-Bait (yaitu Baitullah atau Ka’bah) antara
tidur dan jaga”, kemudian beliau menyebutkan tentang seorang lelaki di
antara dua orang lelaki. “Lalu didatangkan kepadaku bejana dari emas
yang dipenuhi dengan kebijaksanaan dan keimanan. Kemudian aku dibedah
dari tenggorokan hingga perut bagian bawah. Lalu perutku dibasuh dengan
Air Zam Zam, kemudian diisi dengan kebijaksanaan (hikmah) dan keimanan.
Dan didatangkan kepadaku binatang putih yang lebih kecil dari kuda dan
lebih besar dari baghal (peranakan kuda dan keledai), yaitu Buraq. HR
al-Bukhari (3207).
.
.
Anas bin Malik r.a. berkata, “Abu Dzarr r.a. menceritakan bahwasanya
Nabi Muhammad saw bersabda, ‘Dibukalah atap rumahku dan aku berada di
Mekah. Turunlah Jibril a.s. dan mengoperasi dadaku, kemudian dicucinya
dengan air zamzam. Ia lalu membawa mangkok besar dari emas, penuh dengan
hikmah dan keimanan, lalu ditumpahkan ke dalam dadaku, kemudian
dikatupkannya.
Ia memegang tanganku dan membawaku ke langit dunia. Ketika aku tiba
di langit dunia, berkatalah Jibril kepada penjaga langit, ‘Bukalah.’
Penjaga langit itu bertanya, ‘Siapakah ini?’ Ia (jibril) menjawab, ‘Ini
Jibril.’ Penjaga langit itu bertanya, ‘Apakah Anda bersama seseorang?’
Ia menjawab, ‘Ya, aku bersama Muhammad saw.’ Penjaga langit itu
bertanya, ‘Apakah dia diutus?’ Ia menjawab, ‘Ya.’ Ketika penjaga langit
itu membuka, kami menaiki langit dunia. Tiba tiba ada seorang laki-laki
duduk di sebelah kanannya ada hitam-hitam (banyak orang) dan disebelah
kirinya ada hitam-hitam (banyak orang).
Apabila ia memandang ke kanan, ia tertawa, dan apabila ia berpaling
ke kiri, ia menangis, lalu ia berkata, ‘Selamat datang Nabi yang saleh
dan anak laki-laki yang saleh.’ Aku bertanya kepada Jibril, ‘Siapakah
orang ini?’ Ia menjawab, ‘Ini adalah Adam dan hitam-hitam yang di kanan
dan kirinya adalah adalah jiwa anak cucunya. Yang di sebelah kanan dari
mereka itu adalah penghuni surga dan hitam-hitam yang di sebelah kainya
adalah penghuni neraka.’ Apabila ia berpaling ke sebelah kanannya, ia
tertawa, dan apabila ia melihat ke sebelah kirinya, ia menangis, sampai
Jibril menaikkan aku ke langit yang ke dua, lalu dia berkata kepada
penjaganya, ‘Bukalah.’ Berkatalah penjaga itu kepadanya seperti apa yang
dikatakan oleh penjaga pertama, lalu penjaga itu membukakannya.”
Anas berkata, “Beliau menyebutkan bahwasanya di beberapa langit itu
beliau bertemu dengan Adam, Idris, Musa, Isa, dan Ibrahim shalawatullahi
alaihim, namun beliau tidak menetapkan bagaimana kedudukan (posisi)
mereka, hanya saja beliau tidak menyebutkan bahwasanya beliau bertemu
dengan Adam di langit dunia dan Ibrahim di langit keenam.” Anas berkata,
“Ketika Jibril a.s. bersama Nabi Muhammad saw melewati Idris, Idris
berkata, ‘Selamat datang Nabi yang saleh dan saudara laki-laki yang
saleh.’ Aku (Rasulullah) bertanya, ‘Siapakah ini?’ Jibril menjawab, ‘Ini
adalah Idris.’ Aku melewati Musa lalu ia berkata, ‘Selamat datang Nabi
yang saleh dan saudara yang saleh.’ Aku bertanya, ‘Siapakah ini?’ Jibril
menjawab, ‘Ini adalah Musa.’ Aku lalu melewati Isa dan ia berkata,
‘Selamat datang saudara yang saleh dan Nabi yang saleh.’ Aku bertanya,
‘Siapakah ini?’ Jibril menjawab, ‘Ini adalah Isa.’ Aku lalu melewati
Ibrahim, lalu ia berkata, ‘Selamat datang Nabi yang saleh dan anak yang
saleh.’ Aku bertanya,’Siapakah ini?’ Jibril menjawab, ‘Ini adalah
Ibrahim as..’” (HR. Bukhari no. 192)
.
.
Ibnu Syihab berkata, “Ibnu Hazm memberitahukan kepadaku bahwa Ibnu
Abbas dan Abu Habbah al-Anshari berkata bahwa Nabi Muhammad saw
bersabda, ‘Jibril lalu membawaku naik sampai jelas bagiku Mustawa. Di
sana, aku mendengar goresan pena-pena.’ Ibnu Hazm dan Anas bin Malik
berkata bahwa Nabi Muhammad saw. bersabda, ‘Allah Azza wa Jalla lalu
mewajibkan atas umatku lima puluh shalat (dalam sehari semalam). Aku
lalu kembali dengan membawa kewajiban itu hingga kulewati Musa, kemudian
ia (Musa) berkata kepadaku, ‘Apa yang diwajibkan Allah atas umatmu?’
Aku menjawab, ‘Dia mewajibkan lima puluh kali shalat (dalam sehari
semalam).’ Musa berkata, ‘Kembalilah kepada Tuhanmu karena umatmu tidak
kuat atas yang demikian itu.’ Allah lalu memberi dispensasi (keringanan)
kepadaku (dalam satu riwayat: Maka aku kembali dan mengajukan usulan
kepada Tuhanku), lalu Tuhan membebaskan separonya. ‘Aku lalu kembali
kepada Musa dan aku katakan, ‘Tuhan telah membebaskan separonya.’ Musa
berkata, ‘Kembalilah kepada Tuhanmu karena sesungguhnya umatmu tidak
kuat atas yang demikian itu. ‘Aku kembali kepada Tuhanku lagi, lalu Dia
membebaskan separonya lagi. Aku lalu kembali kepada Musa, kemudian ia
berkata, ‘Kembalilah kepada Tuhanmu karena umatmu tidak kuat atas yang
demikian itu.’ Aku kembali kepada Tuhan, kemudian Dia berfirman, ‘Shalat
itu lima (waktu) dan lima itu (nilainya) sama dengan lima puluh (kali),
tidak ada firman yang diganti di hadapan Ku.’ Aku lalu kembali kepada
Musa, lalu ia berkata, ‘Kembalilah kepada Tuhanmu.’ Aku jawab,
‘(Sungguh) aku malu kepada Tuhanku.’ Jibril lalu pergi bersamaku sampai
ke Sidratul Muntaha dan Sidratul Muntaha itu tertutup oleh warna-warna
yang aku tidak mengetahui apakah itu sebenarnya? Aku lalu dimasukkan ke
surga. Tiba-tiba di sana ada kail dari mutiara dan debunya adalah
kasturi.’”(HR. Bukhari no. 193, 194)
.
.
Aisyah r.a. berkata, “Allah Ta’ala memfardhukan shalat ketika
difardhukan-Nya dua rakaat-dua rakaat, baik di rumah maupun dalam
perjalanan. Selanjutnya, dua rakaat itu ditetapkan shalat dalam
perjalanan dan shalat di rumah ditambah lagi (rakaatnya).” (Dalam satu
riwayat: Kemudian Nabi Muhammad saw. hijrah, lalu difardhukan shalat itu
menjadi empat rakaat dan dibiarkan shalat dalam bepergian sebagaimana
semula, 4/267).(HR. Bukhari no. 195)
.
Dari Anas bin Malik, ia telah berkata: Telah bersabda Rasulullah SAW:
“Aku didatangi mereka (malaikat), kemudian mengajakku ke Sumur Zam Zam.
Lalu dadaku dibedah, kemudian dibasuh dengan Air Zam Zam. Lalu aku
dikembalikan.” HR Muslim (162.2), Kitab Iman, Bab Isra
.
.
Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata: Bahwa Rasulullah saw.
bersabda: Aku didatangi Buraq. Lalu aku menunggangnya sampai ke
Baitulmakdis. Aku mengikatnya pada pintu mesjid yang biasa digunakan
mengikat tunggangan oleh para nabi. Kemudian aku masuk ke mesjid dan
mengerjakan salat dua rakaat. Setelah aku keluar, Jibril datang membawa
bejana berisi arak dan bejana berisi susu. Aku memilih susu, Jibril
berkata: Engkau telah memilih fitrah. Lalu Jibril membawaku naik ke
langit. Ketika Jibril minta dibukakan, ada yang bertanya: Siapakah
engkau? Dijawab: Jibril. Ditanya lagi: Siapa yang bersamamu? Jibril
menjawab: Muhammad. Ditanya: Apakah ia telah diutus? Jawab Jibril: Ya,
ia telah diutus. Lalu dibukakan bagi kami. Aku bertemu dengan Adam. Dia
menyambutku dan mendoakanku dengan kebaikan. Kemudian aku dibawa naik ke
langit kedua. Jibril as. minta dibukakan. Ada yang bertanya: Siapakah
engkau? Jawab Jibril: Jibril. Ditanya lagi: Siapakah yang bersamamu?
Jawabnya: Muhammad. Ditanya: Apakah ia telah diutus? Jawabnya: Dia telah
diutus. Pintu pun dibuka untuk kami. Aku bertemu dengan Isa bin Maryam
as. dan Yahya bin Zakaria as. Mereka berdua menyambutku dan mendoakanku
dengan kebaikan. Aku dibawa naik ke langit ketiga. Jibril minta
dibukakan. Ada yang bertanya: Siapa engkau? Dijawab: Jibril. Ditanya
lagi: Siapa bersamamu? Muhammad saw. jawabnya. Ditanyakan: Dia telah
diutus? Dia telah diutus, jawab Jibril. Pintu dibuka untuk kami. Aku
bertemu Yusuf as. Ternyata ia telah dikaruniai sebagian keindahan. Dia
menyambutku dan mendoakanku dengan kebaikan. Aku dibawa naik ke langit
keempat. Jibril minta dibukakan. Ada yang bertanya: Siapa ini? Jibril
menjawab: Jibril. Ditanya lagi: Siapa bersamamu? Muhammad, jawab Jibril.
Ditanya: Apakah ia telah diutus? Jibril menjawab: Dia telah diutus.
Kami pun dibukakan. Ternyata di sana ada Nabi Idris as. Dia menyambutku
dan mendoakanku dengan kebaikan. Allah Taala berfirman Kami
mengangkatnya pada tempat (martabat) yang tinggi. Aku dibawa naik ke
langit kelima. Jibril minta dibukakan. Ada yang bertanya: Siapa?
Dijawab: Jibril. Ditanya lagi: Siapa bersamamu? Dijawab: Muhammad.
Ditanya: Apakah ia telah diutus? Dijawab: Dia telah diutus. Kami
dibukakan. Di sana aku bertemu Nabi Harun as. Dia menyambutku dan
mendoakanku dengan kebaikan. Aku dibawa naik ke langit keenam. Jibril
as. minta dibukakan. Ada yang bertanya: Siapa ini? Jawabnya: Jibril.
Ditanya lagi: Siapa bersamamu? Muhammad, jawab Jibril. Ditanya: Apakah
ia telah diutus? Jawabnya: Dia telah diutus. Kami dibukakan. Di sana ada
Nabi Musa as. Dia menyambut dan mendoakanku dengan kebaikan. Jibril
membawaku naik ke langit ketujuh. Jibril minta dibukakan. Lalu ada yang
bertanya: Siapa ini? Jawabnya: Jibril. Ditanya lagi: Siapa bersamamu?
Jawabnya: Muhammad. Ditanyakan: Apakah ia telah diutus? Jawabnya: Dia
telah diutus. Kami dibukakan. Ternyata di sana aku bertemu Nabi Ibrahim
as. sedang menyandarkan punggungnya pada Baitulmakmur. Ternyata setiap
hari ada tujuh puluh ribu malaikat masuk ke Baitulmakmur dan tidak
kembali lagi ke sana. Kemudian aku dibawa pergi ke Sidratulmuntaha yang
dedaunannya seperti kuping-kuping gajah dan buahnya sebesar tempayan.
Ketika atas perintah Allah, Sidratulmuntaha diselubungi berbagai macam
keindahan, maka suasana menjadi berubah, sehingga tak seorang pun di
antara makhluk Allah mampu melukiskan keindahannya. Lalu Allah
memberikan wahyu kepadaku. Aku diwajibkan salat lima puluh kali dalam
sehari semalam. Tatkala turun dan bertemu Nabi saw. Musa as., ia
bertanya: Apa yang telah difardukan Tuhanmu kepada umatmu? Aku menjawab:
Salat lima puluh kali. Dia berkata: Kembalilah kepada Tuhanmu, mintalah
keringanan, karena umatmu tidak akan kuat melaksanakannya. Aku pernah
mencobanya pada Bani Israel. Aku pun kembali kepada Tuhanku dan berkata:
Wahai Tuhanku, berilah keringanan atas umatku. Lalu Allah mengurangi
lima salat dariku. Aku kembali kepada Nabi Musa as. dan aku katakan:
Allah telah mengurangi lima waktu salat dariku. Dia berkata: Umatmu
masih tidak sanggup melaksanakan itu. Kembalilah kepada Tuhanmu,
mintalah keringanan lagi. Tak henti-hentinya aku bolak-balik antara
Tuhanku dan Nabi Musa as. sampai Allah berfirman: Hai Muhammad.
Sesungguhnya kefarduannya adalah lima waktu salat sehari semalam. Setiap
salat mempunyai nilai sepuluh. Dengan demikian, lima salat sama dengan
lima puluh salat. Dan barang siapa yang berniat untuk kebaikan, tetapi
tidak melaksanakannya, maka dicatat satu kebaikan baginya. Jika ia
melaksanakannya, maka dicatat sepuluh kebaikan baginya. Sebaliknya
barang siapa yang berniat jahat, tetapi tidak melaksanakannya, maka
tidak sesuatu pun dicatat. Kalau ia jadi mengerjakannya, maka dicatat
sebagai satu kejahatan. Aku turun hingga sampai kepada Nabi Musa as.,
lalu aku beritahukan padanya. Dia masih saja berkata: Kembalilah kepada
Tuhanmu, mintalah keringanan. Aku menyahut: Aku telah bolak-balik kepada
Tuhan, hingga aku merasa malu kepada-Nya. (Shahih Muslim No.234)
.
.
Hadis riwayat Malik bin Sha`sha`ah ra., ia berkata: Nabi saw.
bersabda: Ketika aku sedang berada di dekat Baitullah antara tidur dan
jaga, tiba-tiba aku mendengar ada yang berkata: Salah satu dari tiga
yang berada di antara dua orang. Lalu aku didatangi dan dibawa pergi.
Aku dibawakan bejana dari emas yang berisi air Zamzam. Lalu dadaku
dibedah hingga ini dan ini. Qatadah berkata: Aku bertanya: Apa yang
beliau maksud? Anas menjawab: Hingga ke bawah perutnya. Hatiku
dikeluarkan dan dicuci dengan air Zamzam, kemudian dikembalikan ke
tempatnya dan mengisinya dengan iman dan hikmah. Lalu aku didatangi
binatang putih yang disebut Buraq, lebih tinggi dari khimar dan kurang
dari bighal, ia meletakkan langkahnya pada pandangannya yang paling
jauh. Aku ditunggangkan di atasnya. Lalu kami berangkat hingga ke langit
dunia. (Sampai di sana) Jibril minta dibukakan. Dia ditanya: Siapa ini?
Jibril menjawab Jibril. Ditanya lagi: Siapa bersamamu? Muhammad saw.
jawab Jibril. Ditanya: Apakah ia telah diutus? Ya, jawabnya. Malaikat
penjaga itu membukakan kami dan berkata: Selamat datang padanya.
Sungguh, merupakan kedatangan yang baik. Lalu kami datang kepada Nabi
Adam as. (selanjutnya seperti kisah pada hadis di atas). Anas
menjelaskan bahwa Rasulullah bertemu dengan Nabi Isa as. dan Nabi Yahya
as. di langit kedua, di langit ketiga dengan Nabi Yusuf as. di langit
keempat dengan Nabi Idris as. di langit kelima dengan Nabi Harun as.
Selanjutnya Rasulullah saw. bersabda: Kemudian kami berangkat lagi.
Hingga tiba di langit keenam. Aku datang kepada Nabi Musa as. dan
mengucap salam kepadanya. Dia berkata: Selamat datang kepada saudara dan
nabi yang baik. Ketika aku meninggalkannya, ia menangis. Lalu ada yang
berseru: Mengapa engkau menangis? Nabi Musa menjawab: Tuhanku, orang
muda ini Engkau utus setelahku, tetapi umatnya yang masuk surga lebih
banyak daripada umatku. Kami melanjutkan perjalanan hingga langit
ketujuh. Aku datang kepada Nabi Ibrahim as. Dalam hadis ini dituturkan,
Nabi saw. bercerita bahwa beliau melihat empat sungai. Dari hilirnya,
keluar dua sungai yang jelas dan dua sungai yang samar. Aku (Rasulullah
saw.) bertanya: Hai Jibril, sungai apakah ini? Jibril menjawab: Dua
sungai yang samar adalah dua sungai di surga, sedangkan yang jelas
adalah sungai Nil dan Furat. Selanjutnya aku diangkat ke Baitulmakmur.
Aku bertanya: Hai Jibril, apa ini? Jibril menjawab: Ini adalah
Baitulmakmur. Setiap hari, tujuh puluh ribu malaikat masuk ke dalamnya.
Apabila mereka keluar, tidak akan masuk kembali. Itu adalah akhir mereka
masuk. Kemudian aku ditawarkan dua bejana, yang satu berisi arak dan
yang lain berisi susu. Keduanya disodorkan kepadaku. Aku memilih susu.
lalu dikatakan: Tepat! Allah menghendaki engkau (berada pada fitrah,
kebaikan dan keutamaan). Begitu pula umatmu berada pada fitrah. Kemudian
diwajibkan atasku salat lima puluh kali tiap hari. Demikian kisah
seterusnya sampai akhir hadis. (Shahih Muslim No.238)
.
.
Hadis riwayat Ibnu Abbas ra., ia berkata: Rasulullah saw. menuturkan
perjalanan Isra’nya. Beliau bersabda: Nabi Musa as. berkulit sawo
matang, tingginya seperti lelaki Syanu’ah (nama kabilah). Beliau
bersabda pula: Nabi Isa as. itu gempal, tingginya sedang. Beliau juga
menuturkan tentang Malik as. penjaga Jahanam dan Dajjal. (Shahih Muslim
No.239)
.
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata: Nabi saw. bersabda:
Ketika aku diisra’kan, aku bertemu dengan Nabi Musa as., ia seorang
lelaki yang tinggi kurus dengan rambut berombak, seperti seorang Bani
Syanu’ah. Aku juga bertemu dengan Nabi Isa as. ia berperawakan sedang,
berkulit merah, seakan-akan baru keluar dari pemandian. Aku bertemu
dengan Nabi Ibrahim as. Akulah keturunannya yang paling mirip dengannya.
Lalu aku diberi dua bejana, yang satu berisi susu dan yang lain berisi
arak. Dikatakan padaku: Ambillah yang engkau suka. Aku mengambil susu
dan meminumnya. Kemudian dikatakan: Engkau diberi petunjuk dengan fitrah
atau engkau menepati fitrah. Seandainya engkau mengambil arak, niscaya
sesat umatmu. (Shahih Muslim No.245)
.
Dari Ibnu Abbas, ia telah berkata: Ketika Nabi SAW diisra`kan, beliau
melewati seorang nabi dan beberapa nabi, dan bersama mereka ada banyak
orang. Dan seorang nabi dan beberapa nabi, dan bersama mereka beberapa
orang. Dan seorang nabi dan beberapa nabi, dan bersama mereka tidak ada
seorangpun sampai beliau melewati kelompok yang besar. Aku berkata:
“Siapa Ini?” Dijawablah (oleh Jibril): “Musa dan kaumnya. Akan tetapi
angkatlah kepalamu, kemudian lihatlah!” Kemudian ada kelompok besar yang
memenuhi ufuk dari sebelah sana dan dari sebelah sana. Lalu dikatakan
(oleh Jibril): “Mereka adalah umatmu dan yang lainnya adalah kelompok
dari umatmu yang berjumlah tujuh puluh ribu (70.000) orang yang akan
masuk surga tanpa hisab (perhitungan amal).” Kemudian beliau masuk (ke
kamar beliau) dan mereka (para sahabat) tidak menanyai beliau dan beliau
tidak merangkan kepada mereka. Maka mereka berkata: “Kami adalah mereka
itu tadi”. Dan ada pula yang berkata: “Mereka adalah anak-anak kami
yang lahir dalam fitrah dan Islam”. Kemudian Nabi SAW keluar, lalu
bersabda: “Mereka adalah orang-orang yang tidak berobat dengan besi
panas, tidak meruqyah, dan tidak pula bertakhayul (tathayyur). Dan
mereka bertawakal kepada Tuhan mereka.” Lantas Ukasyah bin Mihshan
berdiri lalu berkata: “Saya termasuk mereka wahai Rasulullah?” Beliau
menjawab: “Ya.” Kemudian yang lain lagi berdiri lalu berkata pula: “Saya
termasuk mereka?” Beliau menjawab: “Kamu telah didahului oleh Ukasyah
(dalam bertanya demikian).” HR at-Tirmidzi (2446). Beliau berkata: “Ini
adalah hadits hasan shahih”.
.
Anas berkata: Telah bersabda Rasulullah SAW: “Tidaklah aku melewati
sekelompok malaikat pada malam aku diisra`kan kecuali mereka berkata:
Wahai Muhammad, suruhlah umatmu berbekam.”
HR Ibnu Majah (3479), Kitab Pengobatan, Bab Bekam. Disahkan al-Albani
dalam Shahih al-Jami` (II: 5671), dan Takhrij al-Misykat (4544).
.
Dari Ibnu ‘Abbas, bahwasanya Rasulullah SAW telah bersabda: “Tidaklah
aku melewati sekelompok malaikat pada malam aku diisra`kan kecuali tiap
mereka berkata kepadaku: Wajib bagimu wahai Muhammad untuk berbekam.”
HR Ibnu Majah (3477), Kitab Pengobatan, Bab Bekam. Dishahihkan al-Albani
dalam ash-Shahihah (V: 2263) dan Shahih al-Jami` (II: 5672).
.
Dari Ibnu Mas’ud, ia telah berkata: Telah bersabda Rasulullah SAW:
Aku bertemu Ibrahim pada malam aku diisra’kan. Iapun bertanya: “Wahai
Muhammad, suruhlah umatmu mengucapkan salam kepadaku, dan kabarkanlah
kepada mereka bahwa sesungguhnya surga subur tanahnya, manis airnya, dan
terhampar luas. Dan bahwasanya tanamannya adalah (ucapan dzikir)
Subhanallah, Alhamdulillah, La ilaha illallah, Allahu Akbar.” HR
at-Tirmidzi (3462), Kitab Doa-Doa dari Rasulullah, Bab Dalil tentang
Keutamaan Tasbih, Takbir, Tahlil, dan Tahmid.
Beliau berkata: Ini adalah hadits hasan gharib dari sisi ini dari
hadits Ibnu Mas’ud. Dihasankan al-Albani dalam ash-Shahihah (I:105)
dengan dua syahid (penguat) dari hadits Ibnu ‘Umar dan hadits Abu Ayyub
al-Anshari.
.
Dari Abu Hurairah, ia telah berkata: Telah bersabda Rasulullah SAW :
“….. Dan sungguh telah diperlihatkan kepadaku jama’ah para nabi. Adapun
Musa, dia sedang berdiri shalat. Dia lelaki tinggi kekar seakan-akan dia
termasuk suku Sanu’ah. Dan ada pula ‘Isa bin Maryam alaihi`ssalam
sedang berdiri shalat. Manusia yang paling mirip dengannya adalah ‘Urwah
bin Mas’ud ats-Tsaqafi. Ada pula Ibrahim ‘alaihi`ssalam sedang berdiri
shalat. Orang yang paling mirip dengannya adalah sahabat kalian ini,
yakni beliau sendiri. Kemudian diserukanlah shalat. Lantas aku mengimami
mereka. Seusai shalat, ada yang berkata (Jibril): “Wahai Muhammad, ini
adalah Malik, penjaga neraka. Berilah salam kepadanya!” Akupun menoleh
kepadanya, namun dia mendahuluiku memberi salam. HR Muslim (172).
.
Dari Anas bin Malik, bahwasanya Rasulullah SAW telah bersabda: “Pada
malam aku diisra’kan aku melewati Musa di gundukan tanah merah ketika
dia sedang shalat di dalam kuburnya.” HR Muslim (2375), Kitab
Keutamaan-Keutamaan, Bab Sebagian Keutamaan Musa.
.
Dari Abu al-’Aliyah: Telah mengisahi kami sepupu Nabi kalian, yaitu
Ibnu ‘Abbas radhiya`llahu ‘anhuma, dari Nabi SAW, beliau telah bersabda:
“Pada malam aku diisra’kan aku telah melihat Musa, seorang lelaki
berkulit sawo matang, tinggi kekar, seakan-akan dia adalah lelaki Suku
Syanu’ah. Dan aku telah melihat ‘Isa, seorang lelaki bertinggi sedang,
berambut lurus. Dan aku juga telah melihat Malaikat Penjaga Neraka dan
Dajjal” termasuk ayat yang telah diperlihatkan Allah kepada beliau.
{maka janganlah kamu ragu tentang pertemuan dengannya (yaitu Musa)
(as-Sajdah, 32: 23)}.
Dari Anas dan Abu Bakrah, dari Nabi SAW: “Malaikat-malaikat kota
Madinah berjaga-jaga dari Dajjal.” HR al-Bukhari (3239), Kitab
Permulaaan Penciptaan, Bab Penyebutan Malaikat.
.
Abu Hurairah telah berkata: Pada malam beliau diisra`kan, disodorkan
kepada Rasulullah SAW dua gelas minuman: khamr (minuman keras) dan susu.
Beliaupun melihat keduanya, lalu mengambil susu. Jibril berkata:
“Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki engkau kepada fitrah.
Seandainya engkau mengambil khamr, niscaya binasalah umatmu.” HR
al-Bukhari (4709), Kitab Tafsir al-Qur’an, Bab Firmannya {yang telah
memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram
(al-Isra’, 17: 1)}.
.
Dari Abu Hurairah, ia telah berkata: Telah bersabda Rasulullah SAW:
Ketika aku diisra`kan, aku bertemu Musa. Dia berkata: Kemudian beliau
menyifatkannya. Dia adalah lelaki, aku mengira beliau bersabda: Kurus,
agak tinggi. Rambutnya ikal, seakan-akan dari suku Syanu’ah. Beliau
bersabda: Dan aku bertemu ‘Isa. Dia berkata: Kemudian beliau
menyifatkannya. Beliau bersabda: Tingginya sedang, berkulit kemerahan,
seperti baru keluar dari Dimas, yaitu pemandian. Dan aku telah melihat
Ibrahim. Beliau bersabda: Dan aku adalah keturunannya yang paling mirip
dengannya. Beliau bersabda: Dan disodorkan kepadaku dua gelas minuman.
Salah satunya susu, dan yang lain khamr. Kemudian dikatakan kepadaku:
Ambillah yang mana dari keduanya yang engkau kehendaki! Akupun mengambil
susu, kemudian meminumnya. Lalu dikatakan kepadaku: “Engkau telah
ditunjuki kepada fitrah” atau “Engkau telah menepati fitrah. Adapun
sungguh seandainya engkau mengambil khamr, niscaya binasalah umatmu.” HR
at-Tirmidzi (3130), Kitab Tafsir al-Qur`an dari Rasulullah, Bab Dan
Dari Surah Bani Isra`il. Beliau berkata: “Ini adalah hadits hasan
shahih.”